Bojonegoro.com. Very Setyawan, seorang Guru Tidak Tetap asal Parengan, Tuban ini harus menempuh jarak sejauh 32 Kilometer disetiap harinya menuju sekolah tempatnya mengajar, bagi kebanyakan orang ini tentu bukan hal mudah, namun bagi tak pernah menyurutkan semangat Bapak 2 anak ini.
Very Setyawan Dwi Cahyono begitu nama lengkapnya telah menggeluti profesinya sebagai tenaga pengajar dengan status Guru tidak tetap selama 14 tahun lebih.
Diitemui usai penerimaan penghargaan sebagai guru (GTT) berprestasi dari Kantor Cabang Dinas Pendidikan (Kancabdindik) Wilayah Bojonegoro Tuban. Senin, 23/08/2021, Very nampak sumringah saat menjawab pertanyaan awak media, “Tidak menyangka saya dapat perhatian dan penghargaan sebesar ini, saya malah sama sekali tidak pernah berpikir bahkan terlintaspun tidak, Alhamdulillah, perjuangan saya sebagai guru benar benar bisa saya rasakan hari ini,” ungkapnya.
Sebagai guru tidak tetap dan sekaligus menjadi kepala keluarga, Very mempunyai tanggungan 1 satu istri dan dua anak, yang harus dinafkahi disetiap harinya, menjadi GTT selama 14 tahun dan selama itu pula, sejauh 64 Km harus ia tempuh pulang pergi dari tempat tinggalnya di Kecamatan Parengan menuju ke Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 (SMKN 1) Singgahan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Dengan jarak tempuh yang terbilang jauh, agar tidak terlambat datang ke sekolah untuk mengajar anak didiknya, Very mengaku harus berangkat pagi pukul 5 pagi dan mesti pulang menjelang malam, Semua dikerjakan dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan,
“Selama mengajar setiap hari saya pulang dan ketemua anak istri itu jam 7 malam, ungkapnya.
Namun hal itu tidak menyurutkan semangat Very mengajar, pulang malam hampir setiap hari, bagi Very masih hal yang sudah biasa dijalani selama 14 tahun belakangan ini.
Terkendala jarak tempuh dan medan yang cukup berat, Seringkali kendaraan Very mengalami masalah, mulai dari ban bocor hingga mesin mogok.
Maklum motor yang saya pakai tergolong tua, itupun masih pinjam motor orang tua,” terangnya.
Mengajar adalah panggilan jiwa, ini adalah ladang mencari pahala, dengan pijakan itu Very tak pernah lelah dan padam semangatnya. Dalam pikirannya hanya 1, yaitu mendidik anak-anak menjadi anak yang cerdas sekaligus berjuang didunia pendidikan, untuk itu uang bukan menjadi faktor utama, saya lakukan ini semua demi mencerdaskan generasi penerus bangsa, tegasnya.
Terpisah, Kepala SMKN 1 Singgahan, Hidayat Rahman mengaku bangga dan bergembira dengan terpilihnya dua guru GTT di sekolah yang dipimpinnya sebagai juara pertama dan kedua. Selain Very Setyawan Dwi Cahyono di juara I, Guru kami yang lain, yaitu Suprihatin mampu mendaoatkan juara ke III GTT berprestasi.
” Saya mengenal baik beliau (Very) pak Very memang pribadi yang menarik dan kuat dalam kemauan. maka tak heran jika dipercaya sebagai Ketua Adiwiyata tingkat nasional, jrlasnya.
” Sebagai pimpinan tentunya saya juga ikut bangga dan bahagia, dan sangat mengapresiasi apa yang menjadi raihan prestasi dua guru kami ini. Untuk semua prestasi dan dedikasinya, saya berharap Pak Very dan ibu Suprihatin bisa diterima melalui program PPPK,” harap Hidayat

Budi Utomo
24 Agustus 2021 at 11:43 am
Semoga guru2 spt itu mendapat perhatian,bukan hanya ceremonial saja.
Bisa diangkat mjd PNS,mengingat sdh tdk di ragukan lagi kredibilitasnya.
Pahlawan tanda jasa,cucuran keringat beliau2 itu lah yg mencerdaskan bangsa.
Ludvi Agus
28 Agustus 2021 at 3:53 pm
Mantap.. semoga mendapat respon dengan dikekuarkannya kebijakan terkait itu
Ludvi Agus
26 Oktober 2021 at 6:49 pm
Amin