Bojonegoro.com – Ekspor adalah impian semua pelaku usaha Industri Kecil Menengah untuk bisa memasarkan produknya ke luar negeri, Hal itu akan bisa terwujud jika IKM mampu memenuhi persyaratan produk yang layak jual di pasaran luar negeri dan ini tergantung kesiapan pelaku usaha dalam menghadapi tantangannya.
Atas dasar itulah Asosiasi Produsen Makanan dan Minuman Industri Kreatif (APMMIK) Bojonegoro menggelar Focus Group Discuss dengan tema “Kesiapan Pelaku IKM dalam Menghadapi Tantangan Ekspor” kegiatan berlangsung di Aula Gading Desa Ngraseh, Kecamatan Dander, kabupaten Bojonegoro, Selasa, 05/7/2022.
FGD membedah bagaimana produk IKM/UKM mampu Go Internasional ini menghadirkan 3 Nara sumber yaitu Taufik Wahyu Hidayat, Fungsional pemeriksa Bea cukai dari Kantor Pengawasan dan Bea cukai Bojonegoro, Samhati Hasan dari Kemenag Bojonegoro, dan Siti Syamsiah dari Dinas Perindustrian dan tenaga kerja Bojonegoro.
Taufik Wahyu Hidayat menyampaikan 6 aspek yang harus dipenuhi IKM agar bisa melakukan transaksi perdagangan internasional atau ekspor diantaranya adalah
1. IKM harus memiliki Profil Usaha yang berbadan hukum. menggunakan medsos.
2. Melakukan Pemasaran atau penjualan.
3. Adanya Produksi yang berkelanjutan.
4. Neraca keuangan perusahaan yang baik
5. Pembukuan Laba rugi.
6. Sudah memiliki Brand/merk yang terdaftar.S
Samhati Hasan menerangkan syarat syarat yang harus dipenuhi agar memiliki label halal, dan perlunya sertifikasi Halal di setiap produk IKM, karena ini menjadi syarat untuk IKM memasarkan produknya untuk mengikuti lelang pengadaan resmi yang dilakukan oleh negara melalui E-katalog misalnya, dalam kesempatan itu diterangkan pula cara pengurusan pengajuan label halal, dan pihak kantor kementerian agama Bojonegoro siap membantu IKM bojonegoro untuk mendaftarkan produknya memiliki label halal.
Sementara itu Siti Syamsiah dari Dinas perindustrian dan tenaga kerja Bojonegoro menyampaikan kabar gembira untuk para pelaku IKM, yang pertama adalah Dinas Perindustrian akan menggandeng tenaga ahli dari Universitas Bojonegoro (Unigoro) untuk mendampingi pelaku UMKM yang kaitannya dengan manajemen pemasaran dan membantu pelaku usaha mengunggah produknya untuk bisa masuk di E Katalog agar bisa lebih mudah dalam pengenalan dan pemasaran produk.
Kabar baik yang lain adalah Bojonegoro menjadi salah 1 dari 8 kabupaten se Indonesia yang terpilih untuk mengikuti pameran di Jerman yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan September 2022 mendatang.
” Kabar baik ini harus menjadi motivasi lebih bagi pelaku IKM, yang perlu diingat adalah Ekspor itu bukan mengirim barang atau produk ke teman atau saudara yang ada diluar negeri, namun produk kita masuk dipasar luar negeri dan pengirimannya melalui bea cukai, itu tandanya IKM sudah Go Internasional” tegas Siti.
Setalah pemaparan materi dari 3 narasumber, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab dengan peserta FGD yang kesemuanya adalah pelaku usaha IKM Bojonegoro dengan dipandu langsung oleh ketua APMMIK Bojonegoro, Kristin Gading sebagai moderator.
Diskusi berlangsung dengan santai tapi tetap serius, peserta antusias mengikuti diskusi dengan banyak bertanya terkait Syarat Bisa melakukan Ekspor dan kiat sukses palaku usaha IKM bisa memasarkan produknya ke luar negeri.
Setelah melakukan diskusi dan tanya jawab selama 2 jam, bisa ditarik kesimpulan bahwa disamping harus melengkapi persyaratan, yang perlu dilakukan adalah pelaku usaha UMKM harus bisa merubah cara berpikir atau mainset, karena banyak pelaku usaha kecil menengah yang sudah merasa puas dengan menjual habis produknya di wilayah lokal atau regional saja, sedangkan untuk ekspor mereka belum berpikir jauh kearah itu, dengan alasan telah merasa cukup dengan apa yang telah didapatnya selama ini.
Usia diskusi semua peserta melakukan yel yel memompa semangat dengan meneriakkan tagline APMMIK.
APMMIK.,. Kreatif, Mandiri, berwawasan luas.
