Beberapa wilayah pada propinsi lain telah memasuki masa PSBB transisi dengan mulai membuka beberapa tempat umum dan membuka aktivitas masyarakat dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sementara di wilayah Jawa Timur mengalami lonjakan kasus virus corona. Sehingga kebiasaan dan kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan menjadi mutlak.
Kebiasaan kebiasaan baru ini menjadi salah satu point dalam konsep The New Normal. Hal ini dibahas dalam rapat koordinasi persiapan konsep New Normal bersama Bupati Bojonegoro Anna Muawanah dan beberapa elemen masyarakat di Pendapa Malwopati. Rapat koordinasi ini diselenggarakan karena adanya surat dari Kementrian Dalam Negeri bahwa status kejadian luar biasa (KLB) tidak perlu diperpanjang.
Agar dapat melaksanakan penerapan New Normal pada masyarakat, badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan beberapa syarat dan ketentuannya. Pertama, adanya bukti bahwa penyebaran kasus Covid-19 harus sudah bisa dikendalikan. Kedua, adanya sistem kesehatan yang dapat melakukan identifikasi, isolasi, pengujian, pelacakan kontak, hingga dapat melakukan karantina terhadap pasien yang terkena virus covid 19. Sistem kesehatan ini mencakup fasilitas kesehatan yang dimiliki seperti rumah sakit hingga peralatan medis. Ketiga, adanya penekanan wilayah atau tempat yang memiliki kerawanan tinggi terhadap resiko penyebaran virus covid 19. Keempat, memiliki prosedur atau tata kerja terhadap protokol kesehatan dalam lingkungan kerja, seperti adanya fasilitas cuci tangan, aturan jaga jarak dan penggunaan masker. Kelima, adanya pengendalian terhadap resiko pembawa virus yang masuk ke wilayah. Keenam, adanya keterlibatan masyarakat dalam memberikan masukan dan pendapat untuk pelaksanaan masa transisi menuju New Normal.
Rapat koordinasi ini diselenggarakan untuk menerima masukan dari beberapa elemen masyarakat mengenai konsep new normal yang bisa dilaksanakan pada kabupaten bojonegoro. Karena, karakteristik setiap wilayah berbeda beda maka konsep new normal setiap wilayah akan berbeda juga. Bupati Anna Muawanah, mencontohkan untuk kabupaten kotanya kepulauan atau kelautan tentunya akan berbeda dengan konsep new normal pada kabupaten atau kotanya berada pada wilayah daratan. Begitu juga dengan adanya kultur atau budaya yang berbeda beda.
Menurut, Alamul Huda, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bojonegoro, agar pematangan konsep New Normal dapat dilakukan dan selalu dievaluasi pelaksanaannya, serta sering dilakukan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya pelaksanaan protokol kesehatan. Karena masih terlihat pada beberapa tempat berkumpulnya warga seperti di warung kopi, cafe, swalayan masih banyak masyarakat yang belum mentaati aturan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan tidak menggunakan masker.
Sedangkan pada sektor pariwisata, pemerintah kabupaten bojonegoro masih menunggu kebijakan pusat terkait pelaksanaan new normal pada sektor wisata. Beberapa pelaku industri wisata di kabupaten bojonegoro juga telah mempersiapkan beberapa kebijakan untuk menyambut para wisatawan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Priyo Sulistiyo, Ketua Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu selaku pengelola Agrowisata Belimbing.
Dengan diberlakukannya konsep new normal, harapannya jangan sampai terjadi seperti pada Korea Selatan yang kembali dilakukan penutupan wilayah setelah adanya kenaikan pasien covid 19 setelah dilakukan pembukaan wilayah.
Sementara itu, menurut A Shodiqurrosyad, sekretaris Ademos LSM Bojonegoro yang bertempat di Desa Dolokgede, kecamatan tambakrejo berharap agar desa dilibatkan secara aktif dalam pelaksanaan New Normal ini. Karena, new normal atau kenormalan baru ini bukan menjadi hukum rimba dimana yang kuat akan bertahan sedangkan yang lemah akan mati. Tapi, new normal adalah upaya untuk mempertemukan kepentingan kesehatan dengan kepentingan lainnya. Seperti kepentingan agama, kepentingan pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan pariwisata dapat berjalan bersama dengan kepentingan kesehatan.
Pada sektor ekonomi, Willy pimpinan KDS Toserba menyampaikan bahwa jangan sampai pandemi covid 19 ini dapat memunculkan masalah baru seperti masalah ekonomi, karena beberapa karyawan dan pekerja pada swalayan menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Sehingga, setiap pengunjung pada swalayan dilakukan protokol kesehatan seperti pemeriksaan suhu badan dan mewajibkan penggunaan masker. Termasuk bagi anak anak balita jugua menggunakan masker. Dengan penerapan protokok kesehatan ini, maka pengunjung akan menjadi lebih nyaman dan tidak merasa khawatir ketika berbelanja di swalayan.
Arief Nanang, Pejabat (Pj) Kepala Satpol PP Bojonegoro melengkapi informasi bahwa tingkat kepatuhan masyarkat pada pasar swalayan seara umum sudah mulai bagus. Meskipun, masih perlu untuk ditingkatkan dan dibiasakan.
