Bojonegoro.com – Silaturahmi Bonsai Bojonegoro 2022 tengah diselenggarakan di MCM Hotel and resto, sampai dihari ke 3 ini ada satu bonsai yang menarik perhatian pengunjung karena nilainya mencapai 150 juta.
Dari 150 Bonsai yang dipamerkan 1 bonsai yang menyita pengunjung yaitu Bonsai Santigi atau Setigi orang sering menyebutnya.
Bentuk dan komposisi dari bonsai Santigi ini sangat bagus, dan telah berumur 20 tahun lebih, menurut panitia Pameran sudah ditawar oleh kolektor dari Bali seharga 100 juta, namun oleh pemiliknya belum dilepas.
Nanang si perawat bonsai santigi ini menyampaikan dirinya telah merawat bonsai ini lebih dari 20 tahun, Nanang mengaku mulai dari awal bahan dongkelan hingga menjadi Bonsai dia membutuhkan waktu 4 tahun lebih dan melakukan perawatan (Treatment) hingga sekarang, sudah 20 tahun lebih, jadi yang wajar kalau harganya tinggi, ujarnya.
Nanang yang berprofesi sebagai Trainer sekaligus Progamer Bonsai ini menyampaikan Bonsai Santigi dari endemik karang ini memang tergolong langka dan perawatannya masuk kategori sulit dibandingkan bonsai jenis yang lain, itulah alasan harga Santigi relatif lebih mahal.
Masih menurut Nanang, Harga Bonsai ditentukan dari bentuk yang memiliki nilai seni tinggi, nilai seni bonsai itu ada pakemnya, pakemnya merujuk pada logika pohon di alam atau ekosistem aslinya, untuk mengikuti logika pohon di alam tersebut membutuhkan waktu yang lama dan proses yang tepat sehingga bonsai bisa laku dengan harga tinggi.
Santigi adalah endemik pinggir laut dimana perawatan disesuaikan dengan ekologi aslinya, mulai dari panggaraman, semprot inteksida, bahkan saat musim penghujan perlakuannya juga berbeda, ini dilakukan untuk menjaga tingkat keasaman tanah.
Tidak seperti media bonsai yang kain, untuk bonsai Santigi Karang ini memakai pasir yang khusus didatangkan dari daerah Malang atau Lumajang, jelas Nanang, pria asal Kelurahan Klangon kec/Kabupaten Bojonegoro ini.
Dari bahan awalnya saja, bahan bonsai santigi yang bagus sudah tergolong mahal, mencapai 10-20 juta hanya untuk bahan saja, tak mengherankan jika sudah jadi, bisa mencapai ratusan juta, hingga Milyaran rupiah, imbuh Nanang.

Bonsai Santigi Karang yang ditawar 100 juta
Nanang menjelaskan bahwa awalnya Bonsai Santigi ini milik kolektor dari Bojonegoro yaitu Almarhum Halim, setelah meninggal dunia, bonsai berpindah kepemilikan menjadi milik Aum jauhari kolektor dari Bekasi dan Kadek Simone dari Bali yang tinggal di Australia. sekarang milik 2 orang yang Join untuk membeli bonsai Santigi ini, pungkasnya.
Silaturahmi Bonsai Bojonegoro 2022 yang digelar di MCM resto oleh Rumah Bonsai Indonesia ( RUBI) berlangsung 10 hari dari 16 hingga 26 Juli 2022.
