Bojonegoro.com – Gagasan membentuk bank data darah di Bojonegoro mendapat respon positif dari Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Timur, dengan melakukan kunjungan langsung ke UDD PMI Bojonegoro di Jalan Sawunggaling. Kamis, 29/04/2021.
Setelahnya, kegiatan dilanjut dengan bertemu Bupati Bojonegoro Anna Mu’awannah guna menindaklanjuti gagasan besar ini. PMI Bojonegoro telah mematangkan data keperluan untuk merealisasikan rujukan bank data darah di Bojonegoro.
Pasca pelantikan dewan kehormatan dan pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bojonegoro beberapa waktu lalu, Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengembangkan PMI. Gagasan besar membentuk adanya bank data darah yang dimungkinkan akan menjadi rujukan Jawa Timur maupun nasional terus diupayakan.
Sehingga bentuk apresiasi dan sinergitas, PMI Provinsi Jawa Timur mengunjungi Kabupaten Bojonegoro, untuk menindaklanjuti gagasan luar biasa tersebut.
Ketua Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan dan Sosial Harsono bersama Ketua Bidang (Kabid) Pelayanan Darah/UDD Nunik Dhamayanti, disambut Ketua PMI Kabupaten Bojonegoro, Ahmad Hernowo beserta pengurus PMI, bertemu Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah didampingi Kepala Dinas Kesehatan.
Sebelum bertemu bupati, pengurus PMI Jawa Timur melihat langsung perkembangan Kantor UDD di Jalan Sawunggaling Bojonegoro. Termasuk meninjau langsung setiap sudut ruangan layanan darah milik PMI Kabupaten Bojonegoro.
Setibanya di gedung Pemkab, rombongan diterima langsung Bupati Bojonegoro di ruang Batik Madrim. Harsono menyampaikan ketertarikan Ketua PMI Jawa Timur Imam Utomo dengan gagasan inovasi Bupati Bojonegoro tentang transfusi darah.
“Bagaimana rencana besar itu terealisasi. Sehingga bisa mencukupi stok darah dan mendistribusikan, karena kebutuhan nasional kurang dan seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur mengalami kekurangan akibat pandemi,” paparnya.
Lanjut Harsono, kebutuhan darah plasma aparesis konfalesen dan pemberian reagent dari Kemenkes RI tidak lagi ada pendistribusian. Apalagi UDD PMI Bojonegoro juga melakukan persiapan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan termasuk PMI bagaimana pembinaan relawan.
“Bahkan di Jember misalnya ada relawan media PMI, ke depan di Bojonegoro bisa dibentuk,” harap Harsono mantan Direktur RSUD dr. Soetomo Surabaya itu.
Sementara itu Ketua PMI Kabupaten Bojonegoro, Ahmad Hernowo mengaku sudah mematangkan rencana besar untuk mewujudkan gagasan Bupati Bojonegoro. Mulai data pendonor, persebaran, jumlah darah dan yang lainnya.
“Agar PMI Bojonegoro lebih berkembang dengan adanya dukungan ibu Bupati, sehingga segala upaya akan dilakukan,” terang Hernowo.
Dijelaskan pula, sosialisasi kepada masyarakat tidak henti-hentinya dilakukan seperti halnya agar satu ibu hamil disiapkan dua pendonor atau suami siaga. “Sekaligus biaya pengambilan darah sesuai perincian dan sesuai SK Gubernur Jawa Timur,” jelasnya.
Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah meminta pendonor ditingkat menjadi 10 persen dari jumlah penduduk di Bojonegoro. Hal ini diyakini dapat terealisasi dengan pemetaan yang matang dan sosialisasi terukur dan terarah.
Jika tercapai, lanjut Bu Anna, jangan takut dalam pendistribusiannya karena bisa menggunakan teknologi penyimpanan darah dan memenuhi kekurangan stok darah di daerah lain. Banyak hal yang bisa disisir untuk donorkan darah, baik masyarakat ditingkat desa maupun penerima manfaat program pemerintah.
“Sebab dimungkinkan masyarakat ditingkat bawah dan perangkat desa mau donor darah, tapi belum tahu caranya. Sehingga sosialisasi harus masif dilakukan,” ujar Bupati Bojonegoro perempuan pertama itu.
Ditambahkan, big data Pemkab Bojonegoro juga sudah siap dan bagaimana kartu KPM plus bisa terintegrasi dengan donor darah PMI Bojonegoro. Bahkan nanti adanya CSR (Coorporite Social Responsibility) perusahaan diarahkan ke PMI dan Dinkes Bojonegoro untuk menganggarkan kebutuhan PMI.
“Konsep ini harus dimatangkan dan tidak boleh gagal, serta tugas harus dilaksanakan sebaik mungkin,” pesan Bu Anna mengakhiri pertemuan tersebut. (*)
