Connect with us

Hi, what are you looking for?

Bojonegoro.com
IMG 20210511 WA0007

Seni dan Budaya

Colok-Colok Malam Songo, Tradisi Islam Jawa Yang Masih Terjaga

Bojonegoro.com – Setiap tanggal 29 ramadhan, umumnya orang Jawa menyebutnya dengan malem songo, pada malam ini oleh sebagian besar masyarakat islam – jawa di Nusantara selain dipercaya sebagai malam yang baik untuk melaksanakan akad nikah, sebagain besar masyarakat Jawa menandai malam songo dengan melakukan tradisi menyalakan obor.

Di Desa Mojodeso kecamatan Kapas Bojonegoro, Tradisi menyalakan obor dinamai colok-colok malem songo, dipercaya sebagai tanda petunjuk jalan pulang bagi arwah nenek moyang, atau menjadi jalan penerang saat menjengguk keluarga yang masih hidup, biasanya colok-colok terpasang di pinggir jalan dan sekitar rumah.

Colok-colok ini, berupa sebatang kayu kecil berukuran sekitar 60 hingga 100 centimeter. Yang ujungnya dibungkus kain bekas dan dilumuri minyak tanah, kemudian dibakar dengan api, orang biasa juga menyebutnya dengan oncor.

“Seiring perubahan jaman ada perbedaan antara obor yang digunakan ketika tempo dahulu dengan sekarang. Saat ini obor digantikan dengan ublik atau sentir, yaitu botol kaca yang telah di isi minyak tanah dan diberi sumbu,” ungkap Adib Nurdiyanto, warga Desa Mojorejo.

Di Desa Mojodeso,, tradisi colok-colok pada malam songo selalu diperingati setiap bulan ramadhan, namun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, perayaan kali ini dilaksanakan dengan sangat sederhana, mengingat kondisinya masih di tengah Pandemi Covid-19.

Kalau tahun tahun sebelumnya perayaan colok colok obor selalu dimeriahkan dengan tampilan seni budaya oleh masyarakat setempat, namun tahun ini tampilan atau pentas seni ditiadakan, warga hanya menyalakan obor di depan rumahnya masing-masing, ungkap Adib.

Pemerhati budaya Islam Jawa, Masyayik, menyampaikan “Dipercaya setiap malam songo arwah para leluhur yang telah meninggal dunia akan kembali pulang ke rumah untuk menimta doa anak cucunya,  nyala colok obor  tersebut memiliki filosofi atau simbol petunjuk jalan pulang bagi mereka yang telah meninggal dunia. Setelah nyala api dari colok-colok padam, Mereka para arwah akan kembali ke alam kubur.

Baca Juga :  Sujiwo Tedjo Wedar "Wahyu Kepemimpinan" dalam Jagong Budaya di Rumah Inspirasi Bojonegoro

Paling tidak ada 2 hal yang bisa kita ambil sebagai hikmah dan pelajaran dalam trasidi colok colok obor ini, pertama, kita diingatkan akan sebuah kematian, bahwa semua yang hidup akan mati dan berpulang ke haribaanNya, dengan memgungat itu, kita bisa mempersiapkan diri dengan banyak berbuat amal kebajikan, dan yang ke dua, mengingatkan  agar anak senantiasa mendoakan orang tua yang telah meninggal dunia.

Bagikan :
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Baca Artikel Lainnya

Promo

Bojonegoro.com – Hadir di tengah kota, Arga Laundry dengan pelayanan Maksimal dan ekstra kilat dengan menggunakan mesin cuci serta mesin pengering berkualitas tinggi. Anda...

Olahraga

Bojonegoro.com – Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kabupaten Bojonegoro langsung tancap gas tidak berselang lama usai kepengurusan yang baru dilantik digelar kejuaraan Catur Percasi...

Kabar Desa

Bojonegoro.com – Warga Desa Tondomulo Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro mulai merasakan jalan poros desa yang nglenyer di tahun 2023 ini, telah dilakukan pembangunan jalan...

Kabar

Bojonegoro.com – Kepala Dinas Kominfo Bojonegoro, Siswoyo, memberikan penjelasan terkait polemik anggaran yang peruntukannya untuk media online dan siber. Ditegaskan Data tersebut memang transparan...

Copyright © 2020 Tim Digital Bojonegoro.com - Redaksi - Kontak

X