Connect with us

Hi, what are you looking for?

Bojonegoro.com
bSSCYaDe6KPyuoLt

UKM

Desa Panunggalan Sugihwaras Sentra Pengrajin Doran Pacul Sejak 1981

Bojonegoro.com – Kabupaten Bojonegoro tak hanya dikenal dengan minyak dan gas bumi (migas) saja. Tapi juga terkenal dengan beragam kerajinan dari kayu jati. Tak hanya menjadi furnitur, jati juga dimanfaatkan untuk membuat doran atau tangkai cangkul. Bahkan, para perajinnya telah berkecimpung selama 42 tahun.

Bunyi ketukan kapak terdengar konstan. Tampak seorang laki-laki mengayunkan kapak perlahan. Membentuk gelondongan kayu jati berukuran sedang menjadi pola doran. Semua pengerjaan masih manual.

Sementara satu orang lainnya, mengoperasikan ketam, mesin penghalus kayu. Suaranya menggaung di tempat produksi yang bercampur dengan ternak sapi. Tempat sederhana berlantai tanah yang memuat tumpukan doran yang masih setengah jadi. Tangkai-tangkai cangkul itu tertumpuk dengan rapi.

Sutiono (39), pemuda asal Dusun Kedondong, Desa Panunggalan, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro mulai menekuni pembuatan doran pacul dari kayu jati sekitar tahun 2005. Hanya saja, sesepuh di sana sudah sejak 1980.

Penjualan pun dilakukan bekerja sama dengan para tengkulak dan memanfaatkan media sosial Facebook @doranjati. Perlahan, usaha doran asal Sugihwaras ini merambah ke digital. Sebab, jika tidak mengikuti zaman, usaha pun akan tertinggal.

“Untuk bahannya kami beli dari tetangga desa. Lalu baru kami buat doran jati,” ujarnya.

Profesi Sutiono tak hanya sebagai perajin doran pacul. Ia kerap turun ke sawah. Hanya saja, para perajin yang juga berprofesi sebagai petani ini pun terimbas pandemi Covid-19. Sehingga penjualan produk sempat terguncang. Untuk itu, dia berharap kehadiran pemerintah di tengah-tengah mereka.

“Dalam sehari, saya paling banyak membuat doran jati 40 batang. Perajin doran pacul di tempat kami yang tersisa dan masih aktif produksi ada 15 KK karena faktor lanjut usia,” ujarnya Senin (30/5/2022).

Baca Juga :  Kegiatan Meet The Investor Tangan Di Atas mendorong pengusaha untuk naik kelas

Pembelinya, lanjut dia, berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur. Di antaranya Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Ngawi, Lamongan, dan Gresik. Ketahanannya pun hingga 2 tahun. Harga grosir pasaran Rp 6 ribu. Sementara jika ecer Rp 10 ribu per doran jati.

Sutiono berharap agar usaha asal desanya terus berkembang dan mengharapkan dukungan dari pemdes hingga pemerintah kabupaten untuk membantu kendala utamanya terkait pemodalan. Sebab, menurut Sutiono, usaha doran jati terbilang musiman.

“Kalau petani mau nggarap sawah baru ramai pembeli. Kalau sudah itu sepi lagi. Entar masuk tanam, baru ramai lagi. Sehingga kami membutuhkan modal untuk bertahan dalam mencukupi kebutuhan kami. Semoga usaha kami diperhatikan dengan pemerintah,” pungkasnya. (*)

Bagikan :
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Baca Artikel Lainnya

Seni dan Budaya

Bojonegoro.com – Jagong Budaya bersama Budayawan Sujiwo Tedjo digelar oleh Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di omah aspirasi jalan dr Sutomo 70...

Olahraga

Bojonegoro.com – Kekosongan nahkoda di tubuh Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Kabupaten Bojonegoro dikarenakan 2 Ketua sebelumnya berhalangan tetap, mengharuskan organisasi ini menggelar...

Promo

Bojonegoro.com – Kami menyediakan hewan Kurban  dengan kualitas terbaik, bagi yang berniat dan berminat bisa cek langsung di Jl Kapten Ramli 298 Ledok Kulon...

Kuliner

Bojonegoro.com – Pecinta kuliner dengan cita rasa pedas wajib mencicipi  Tongseng Belut atau Belut Blukutuk Pak Edi di Desa Pesen Kecamatan Kanor.  Dengan nuansa...

X