Bojonegoro.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tahun ini menargetkan perbaikan pada 296 sekolah yang mengalami kerusakan. Baik pada sekolah negeri maupun swasta, dengan anggaran sebesar Rp 58 Miliar.
Kepala Seksi (Kasi) Sarana dan Prasarana (Sarpras) Disdik Bojonegoro, Zaenal Arifin mengungkapkan, bahwa pada tahun 2021 ditargetkan 296 lembaga sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), baik negeri maupun swasta.
Mulai dari pembangunan ruang kelas baru (RKB), rehabilitasi sedang, ringan dan berat ruang kelas. Dana yang dianggarkan untuk itu pada tahun ini sebesar Rp 58 Miliar.
Dijelaskan, pekerjaan rehabilitasi SD yaitu untuk perbaikan ruang kelas, juga perpustakaan. Selain itu juga pembangunan ruang kelas baru (RKB) dan pembangunan ruang perpustakaan baru. Serta pagar dan toilet termasuk dalam PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum). Sementara untuk SMP ada rehab ruang guru dan rehab labotorium.
“Dari 296 lembaga tersebut, diantaranya alokasi untuk 243 lembaga SD Negeri maupun Swasta dianggarkan sebesar Rp 42,735 milar. Sedangkan 54 Lembaga SMP Negeri dan Swasta Rp 15,274 miliar,” katanya kepada Bojonegoro.com, Kamis, 30/09/2021.
Paket pekerjaan, kata Zaenal, didominasi oleh perbaikan ruang kelas. Setiap paket rerata perbaikan dua hingga tiga ruang kelas dengan anggaran Rp 150 juta hingga Rp 200 juta setiap ruang kelas. Untuk pembangunan ruang kelas baru dianggarkan sebesar Rp 200 juta.
“Setiap paket satuannya ukuran. Dan ukuran tersebut bisa digunakan untuk perbaikan dua hingga tiga kelas,” jelasnya.
Ditambahkan, kriteria bangunan SD atau SMP yang diperbaiki, dilihat dari kondisi fisik bangunan. Mulai atap rusak dan bocor, sampai pada kerangka yang sudah lapuk. Juga lantai pecah dan kusen pintu dengan jendela lapuk.
Menurut Zaenal, Kerusakan bangunan sekolah dapat terjadi karena usia yang sudah tua. Namun, ada pula terdapat kerusakan akibat dari kurangnya perawatan. Untuk perbaikan kerusakan-kerusakan bangunan tersebut dilakukan secara bertahap karena terbentur keterbatasan anggaran.
Pelaksanaannya, untuk sekolah negeri dikerjakan secara kontraktual, sedangkan untuk sekolah swasta secara hibah uang dan sekolah yang akan membangun sendiri. Namun pihak Dinas meminta SPJ (Surat Pertanggungjawaban) yang telah dibangun. Khusus untuk perbaikan bangunan yang rusak berat ada di OPD (Organisasi Perangkat Daerah) lainnya.
“Kalau rusak berat ada di Dinas Cipta Karya,” imbuhnya.
Mengenai proges pekerjaan fisik, Zaenal menyebut secara akumulasi sudah mencapai 80 persen, dengan target akhir Nopember sudah rampung seluruhnya.
Disinggung terkait kendala dilapangan, Zaenal mengaku, memang ada sedikit kendala pada telatnya material. Ada satu atau dua kontraktual tidak memenuhi target sekira 10 persen.
“Memang ada sedikit kendala dilapangan terkait telatnya material, namun semua itu bisa diatasi serta rampung sesuai kontrak,” tandasnya.(*)
