BOJONEGORO– 25 November diperingati sebagai hari Guru Nasional, dalam kondisi keprihatunan di tengah pandemi ini, praktjs tidak ada perayaan atau peringatan sebagai bentuk penghormatan kepada guru dalam peran dan jasanya. Hari guru tahun 2020 kali ini mengusung tema “Bangkitkan Semangat Wujudkan Merdeka Belajar”
Lasiran Mpd seorang praktisi pendidikan adalah contoh figur seorang guru yang mempu menjadi teladan dan menginspirasi banyak orang. Lahir disebuah desa Ngrandu, sebuah desa kecil di kecamatan Kedung adem Bojonegoro pada 26 Juli 1972.
Lasiran adalah seorang guru yang menerima banyak penghargaan sebagai guru teladan di tingkat Nasional, kini menjabat sebagai kepala sekolah SMP N 6 Bojonegoro, meletakan harapan besar terhadap dunia pendidikan khususnya peran seorang guru.
Menurut Lasiran, Guru sebagai agen perubahan harus mampu membawa perubahan yang positif bukan yang destruktif karena tidak sedikit guru yang mengajarkan dengan menyuntikan informasi yang salah kepada murid yang hasilnya murid menjadi salah dalam melihat bangsa ini dan lahirlah radikalisme yang memprihatinkan ini dicetak oleh seorang guru.
Maka di Hari Guru ini, Lasiran mengajak semua pendidik untuk menjadi pelopor dan garda terdepan dalam menanamkan wawasan dan nilai- nilai kebangsaan. “Guru harus mempunyai jiwa patriotisme dan memiliki wawasan terhadap pemahaman nilai nilai kebangsaan karena melalui gurulah siswa menjadi mengenal arti kebesaran bangsa ini, melalui guru pula anak didik bisa menjadi seorang yang radikal karena pemahaman dan pandangan guru yang salah melihat sejarah bangsa yang besar ini, jadi menurut saya seorang guru wajib mengetahui dan membekali dirinya dengan 4 Konsensus yaitu Pancasila, Undang -Undang 1945, Bhinika Tunggal Eka dan NKRI, Tegas Lasiran.
Menurut Guru penulis buku “Lilin ditengah Pandemi” dan “OPTIMISME ditengah pandemi HARUS”, Guru yang hebat adalah guru yang tidak hanya mampu mentransfer ilmunya namun juga harus mampu menginspirasi anak-anaknya, maka guru harus mempunyai 2 modal, yaitu kompentensi bagus dan wawasan kebangsaannya juga harus baik.
Maka Guru tidak boleh merasa puas diri dengan ilmu yang telah dimilikinya dibangku kuliah, di masa yang serba cepat arus informasinya dimana kita sudah memasuki tehknologi 4.0 Guru harus mampu mencetak siswa menjadi generasi yang unggul namun tetap dalam peradaban ke-Indonesia-an.
Masih menurut Lasiran, peran guru sekarang sudah mengalami pergeseran, di masa ini pada momentum ditengah hiruk pikuk dunia jaman revolusi industri 4.0 dengan panandannya adalah IT, dengan informasi yang begitu luas saat ini guru sudah mengalami perubahan peran, guru tidak hanya sebagai orang yang bertugas mentransfer ilmu dari guru ke murid namun guru mesti mampu mengajarkan nilai nilai kehidupan sehari-hari dengan basic kelilmuaan yang dimiliki oleh seorang guru. “Kalau hanya transfer ilmu siswa bisa browsing dan mencari di google, Wikipedia dan tutorial, disinilah yang saya maksut peran guru sudah bergeser, saat ini guru tidak hanya bertugas mengajarkan keilmuannya namun mesti mampu mengajarkan nilai nilai kehidupan sehari-hari dengan basic kelilmuaan yang dimiliki, tegas Lasiran
Dalam kesempatan ini Lasiran berpesan terhadap siswa, jadilah murid yang baik, yang memiliki ketaatan, kepatuhan dan ketawaduq’an terhadap guru, ini mutlak diperlukan, karena setinggi apapun ilmu dan pendidikan seseorang, akhlak yang baik adalah yang paling utama. Hentikan menghujat ayo berbuat. Tutup Lasiran.
