BOJONEGORO– Tradisi kirab pusaka Ki Andonsari sebagai rangkaian acara Haul Ki Andongsari sudah menjadi kalender event tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Ledok kulon dan Ledok wetan.
Pengurus paguyuban makam Ki Andongsari akan tetap melaksanakan peringatan Haul Ki Andongsari yang ke-238, peringatan Haul akan dilaksanakan hari selasa, tanggal 01 September 2020 atau bertepatan 7 Muharam 1442 H di makam Ki Andongsari Ledok kulon, Bojonegoro.
Agus Sigro, panitia peringatan Haul bidang pelestarian budaya, menjelaskan, peringatan haul Ki Andongsari tahun ini ditengah pandemi covid-19, Guna memutus rangkaian penyebaran covid-19 semua prosesesi dan rangkain acara haul akan kita berlakukan kepatuhan protokol kesehatan, jelas Sigro.
Adapun rangkaian acara Peringatan haul Ki Andongsari sebagai berikut :
– Senin,31 Agustus 2020 dilakukan tahtimul Qur’an dan pembacaan tahlil pelaksanan dimulai dari pukul 06.00 hingga 19.00 tempat di makam Ki Andongsari.
Selasa,1 September 2020 mulai pukul 06.00 hingga selesai akan dilakukan jamasan pusaka, Kirab Pusaka, gelar pusaka dan Sedekah bumi atau manganan di halaman makam Ki Andongsari.

Rundown acara haul.
Tradisi Kirab pusaka Ki Andongsari setiap tahunnya selalu diikuti warga Ledok dengan membuat gunungan dari hasil palawijo dan tahu ledok yang mereka bawa mengikuti kirab sebagai rasa syukur atas nikmat Tuhan Yang Maha Esa. Namun tahun ini guna menghindari kerumunan massa prosesi kirab pusaka hanya akan diikuti juru kunci makam dan pengurus paguyuban makam Islam Ki Andongsari, terang Agus sigro.
Adapun acara sedekah bumi atau sukuran manganan tetap akan dilakukan dihalaman makam, Panitia Haul menghimbau masyarakat yang mengikuti acara manganan memperhatikan protokol covid-19 dengan cara memakai masker dan jaga jarak, panitia juga akan menyediakan tempat cuci tangan dihalaman makam, jelas Sigro.
Lebih lanjut aktivis kelompok kerja kebudayaan Bojonegoro ini berharap, Semoga kirab pusaka yang dilakukan dengan sederhana ini tidak mengurangi kekhidmatan dan semangat meneladani perjuangan Ki andongsari, hakikat kirab pusaka adalah memperingati dan mengingat kembali perjuangan dan nilai-nilai yang diajarkan oleh Ki Andongsari salah satunya adalah kejujuran dan kesederhanaan, papar Sigro.
Ki Andongsari adalah seorang pejuang, beliau adalah Bupati dari Ngurawan dikenal sebagai Adipati Aryo Metahun. Ki Andongsari rela meninggalkan segala kemewahan sebagai bupati dengan melakukan pengembaraan dengan menyamar sebagai tukang mbarang (pengamen) kentrung sebagai upayanya berjuang demi menjaga martabat bangsa.
Ki Andongsari adalah tokoh yang babad tlatah Ledok, atau pendiri desa Ledok, saat ini menjadi 2 bagian yaitu Ledok Kulon dan Ledok wetan. Beliau juga seorang pejuang yang melawan kolonialis Belanda karena jiwa ksatrianya menolak tunduk kepada kedzaliman, sepanjang hidupnya, Ki andongsari melakukan perlawanan terhadap Belanda sekaligus menyebarkan ajaran Islam di bumi Ledok, Cerita Sigro tutup wawancara.
