Bojonegoro.com – Pada semester pertama tahun 2021, jumlah penambahan kasus baru penyebaran HIV (Human Immunodeficiency Virus)- AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) terbanyak berada di Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
“Data Januari sampai Juni 2021, penyebaran HIV-AIDS terbanyak ada di Kecamatan Bojonegoro,” ungkap Sekretaris I Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Bojonegoro, Nur Hariyanto Edi Susetyo kepada bojonegoro.com, Rabu 15/09/2021.
Tercatat sebanyak 9 kasus baru HIV-AIDS, berada di Kecamatan Kota, terdiri 6 laki-laki dan 3 perempuan. Berikutnya adalah Kecamatan Dander di urutan kedua dengan penambahan sebanyak 8 kasus baru, yakni terdiri 3 orang berjenis kelamin laki-laki dan 5 perempuan.
Sementara, di Kecamatan penghasil minyak dan gas bumi (migas) berada di posisi ketiga. Yakni sebanyak 5 kasus baru HIV-AIDS ada di Kecamatan Ngasem.
Sedangkan 4 kasus baru ada di Kecamatan Gayam. Rinciannya terdapat 2 laki-laki dan 3 perempuan di Ngasem, serta 2 laki-laki dan 2 perempuan ada di Gayam.
“Secara kumulatif ada penambahan sebanyak 68 kasus baru di kabupaten Bojonegoro sepanjang semester pertama 2021,” terangnya.
Dari 68 kasus baru tersebut, sebanyak 3 diantaranya adalah kasus kematian penderita HIV, sedangkan 65 lainnya adalah kasus hidup. Namun tidak ditemukan kasus penderita AIDS.
“HIV dan AIDS adalah kasus yang berbeda,” jelas Nur.
Dijelaskan, bahwa HIV adalah virus yang bisa menyebabkan kondisi yang disebut AIDS. Kondisi AIDS terjadi ketika HIV menyebabkan kerusakan serius pada sistem imun.
“Jika HIV bisa terkendali melalui pengobatan, bisa saja pengidapnya tidak sampai masuk dalam kondisi AIDS,” terangnya.
Nur Hariyanto menambahkan, berdasar kelompok jenis pekerjaan, kelompok pekerjaan wiraswasta sementara ini menduduki posisi jumlah terbanyak, yaitu 17 kasus. Selanjutnya urutan kedua sebanyak 15 kasus tidak diketahui pekerjaannya secara jelas. Dan di posisi ketiga adalah para ibu rumah tangga sebanyak 13 kasus.
“Kasus di ibu rumah tangga kebanyakan terdampak dari suaminya,” ujar mantan Humas Kabupaten Bojonegoro itu.
Dalam upaya penanggulangan HIV-AIDS di Bojonegoro, Nur mengaku telah melaksanakan berbagai hal, diantaranya sosialisasi dan penyuluhan kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, Kepala Desa, Posyandu dan seminar HIV-AIDS bekerja sama dengan perguruan tinggi di Bojonegoro setiap tahun saat peringatan hari AIDS sedunia.
Pembagian Alat Pelindung Diri (APD) bagi Modin dalam memandikan jenazah HIV dan AIDS berikut pelatihannya juga dilakukan oleh KPA Bojonegoro, Termasuk dalam kegiatan yang direncanakan adalah perawatan dan pengobatan AIDS melalui Antiretroviral Therapy (ART), dari 10 program yang direncanakan.
“Kendala yang kami hadapi sebetulnya banyak sekali. Namun kami harus tetap melaksanakan tugas, karena mungkin sekali di luar sana masih banyak kasus HIV dan AIDS yang belum terdekteksi,” tutupnya.
