Bojonegoro.com – Pawai Budaya dengan tema Sembahyang Rebutan Klenteng Hok Swie Bio yang diikuti oleh kelurahan karang pacar kec/kan Bojonegoro pada hari Minggu 28/8/2022 kemarin menyisakan cerita misteri di kalangan peserta dan warga.
Saat itu ada 4 komponen yang dibawa saat pawai, pertama adalah patung burung Garuda, miniatur Klenteng, Barongsai dan patung hitam Raja Setan (Daeshu), komponen terakhir inilah yang membuat geger warga karena aura mistisnya.
Cerita mistis diawali sesaat pembuatan patung Hitam Daeshu rampung dikerjakan, pembuat patung yaitu Pujiyanto alias Penceng langsung ambruk tanpa sebab yang jelas, selama 3 hari dia jatuh sakit dan tidak bisa bangun dari tidurnya, mulutnya pun tak mampu mengeluarkan suara. Sakitnya berlanjut hingga Pawai Budaya dimulai, anehnya setelah peserta dari kelurahan Karang pacar sampai finish, Pujiyanto langsung sembuh dan mampu berdiri seperti tidak pernah terjadi apa-apa dalam tubuhnya.
Lanjut saat pemberangkatan di garis Start depan Pendopo Mastumapel peserta yang melakukan atraksi di hapadan Bupati belum ada tanda-tanda aneh dalam rombongan peserta pawai.
Selepas dari garis start sekira 500 meter baru ada kejadian aneh yang dialami peserta yang bernama Imam, Imam melihat teman yang ada didepannya seperti menggendong 3 mahluk halus, dan benar, temannya itu berjalan terasa berat sekali, dengan kemampuan yang dimiliki salah satu peserta mahluk itu dilepas dari gendongan dan dia kembali berjalan dengan enteng dan normal.
Kejadian mistis lainnya adalah patung Hitam Daeshu yang diarak berkeliling terkadang nampak mata, dan diwaktu tertentu tidak kelihatan oleh pandangan mata, tidak semua warga yang hadir menonton pawai mampu melihat keberadaan patung, maka tidak heran terjadi perdebatan warga tentang ada dan tidaknya patung hitam Daeshu ikut diarak atau tidak.
Yanti salah satu penonton warga Karangpacar bersama teman temannya adalah salah satu yang tidak melihat adanya patung hitam Daeshu, namun teman di sebelahnya mengaku melihat patung itu.
Saat dikonfirmasi kepada pembuat patung dan Penanggung jawab ritual Pujiyanto membenarkan hal itu, setelah Pawai selesai, warga kelurahan Karangpacar banyak membicarakan hal tersebut, meskipun posisi mereka saat melihat berjejer dan berdekatan ada yang melihat keberadaan patung dan ada yang tidak melihat keberadaan patung hitam.
‘ Mereka “eyel eyelan” (berebut benar) tentang ada dan tidaknya payung Daeshu ikut diarak” karena ada yang melihat dan ada yang tidak, dan ini tidak hanya dialami oleh warga Karang Pacar saja, banyak dari warga dari kampung lain juga mengalami hal serupa, tutur Penceng. Kamis, 01/9/2022.

Pujiyanto alias Penceng pembuat patung Hitam Raja setan Daeshu
Pujiyanto alias Penceng adalah petugas pembuat patung Daeshu yang dipercaya oleh pihak Klenteng Hok Swie Bio Bojonegoro dalam ritual pembuatan segala macam ornamen untuk keperluan upacara keagamaan di Klenteng.
Pria berambut gondrong ini menjelaskan saat akan membuat patung Daeshu memang diharuskan melakukan ritual terlebih dahulu, yaitu dengan berpuasa mutih atau berpantangan memamakan makanan yang berasal dari hewan, dan menyiapkan sesajen untuk kelancaran pembuatan, itu yang seringkali dilakukan saat Klenteng akan melakukan Upacara sembahyang rebutan.
Berbeda dengan saat sembahyang rebutan kali ini yang keperuntukannya untuk keperluan pawai, saya tidak melakukan ritual seperti biasanya, jadi kemungkinan itulah yang menimbulkan kejadian kejadian mistis selama pawai dan menjadikan patung Daeshu nampak kasat mata bagi penonton sedangkan warga yang lain tidak bisa melihatnya.
Masih menurut Penceng, setelah kejadian tersebut saya mencoba berkonsultasi pada sesepuh klenteng, dari keterangan beliau, selain melakukan ritual puasa mutih dan menyiapkan sesajen, karena tidak dilakukan dalam Klenteng seharusnya mata dari patung Daeshu harusnya ditutup kain, mungkin tidak dilakukannya ritual sebelumnya dan tidak ditutup mata Daeshu inilah yang menyebabkan ada beberapa peristiwa ganjil yang berbau mistis, ungkapnya.
Seperti diwartakan sebelumnya kelurahan Karang pacar kec/kab Bojonegoro keluar sebagai penyaji terbaik kategori Umum dalam pawai budaya Bojonegoro 2022.
