BOJONEGORO-Mbok Karti (55) penjual makanan tradisional menjajakan dagangannya berjalan kaki dengan menggendong rinjing keliling kampung, jajanan yang dijualnya adalah Gethuk, Jongkong, lemet, dan lupis.
Setiap hari mbok Karti nerangkat pukul 07.00 pagi dari rumahnya di desa Simbatan Kanor Bojonegoro, berjalan tawarkan jajanan tradisional dari rumah ke rumah dan dari kampung ke kampung hingga sampai desa Sumuragung kecamatan Sumberejo, satu bungkus dia hargai 2500 rupiah, dan pulang kerumahnya kembali pukul 12.00 dengan berjalan kaki pula.
Penjual makanan tradisional seperti gethuk dan jongkong dengan menggendong rinjing dan berjalan kaki seperti ini sudah sangat jarang kita temui dimasa modern ini, makanan tradisional kini sudah berpindah di etalase pertokoan bahkan mall di kota besar, namun mbok Karti masih setia menjajakan dagangannya dengan cara lama dan tradisional.
Dijumpai saat melayani pembeli di desa Sumuragung Sumberejo, Minggu, 28/02/21 Mbok Karti mengaku membuat sendiri semua jajanannya, “saya sudah berjualan gethuk dengan menggendong rinjing ini dari tahun 1985, tuturnya.
Pengakuan Mbok Karti dikuatkan dengan pernyataan Izza, wanita cantik warga sumuragung ini mengaku sudah menjadi pelanggan gethuk dan jongkong mbok Karti dari dia kecil, sejak saya masih SD, perasaan rasanya tidak berubah, masih tetap seperti puluhan tahun yang lalu, terang Izaa.
Membeli jajanan tradisional dengan melihat langsung proses penyajian dan melihat langsung mbok Karti memarut kelapa menjadi sensasi yang berbeda, serasa kembali kemasa kecil, imbuh Izaa.
Mbok Karti meski berasal dari desa dan tidak memiliki pendidikan yang tinggi tetapi sadar dan patuh akan anjuran pemerintah, dalam menjajakan dagangannya selalu menerapkam protokol kesehatan dengan memakai masker dalam aktifitas berjualan.
