Connect with us

Hi, what are you looking for?

Seni dan Budaya

Mengenal Ajaran Lima Pitutur dan Budaya Samin Bojonegoro

IMG 20220730 132615

Bojonegoro com – Bicara tentang “Samin” seakan tidak ada habisnya dan akan selalu menarik, tentang Ajaran dan budayanya misalnya. Masyarakat Samin memiliki ajaran yang masih dijalankan dengan baik secara turun temurun oleh warganya, Sedulur Sikep begitu sebutan untuk masyarakat Samin, Ajaran Samin Surosentiko sebagai pendahalu yang terkenal karena cara perlawanannya terhadap Belanda hingga kini ajarannya masih melekat, dijalankan dan menjadi panutan oleh penganutnya di Dusun Jipang, Desa Margomulyo, kecamatan Margomulyo, kabupaten Bojonegoro.

Bambang Sutrisno putra Generasi kelima pendiri ajaran Samin putra dari Mbah Harjo Kardi sesepuh masyarakat Samin  menuturkan Samin memiliki arti sami-sami atau sama-sama maksutnya adalah kita sebagai manusia itu sama, jangan dibeda bedakan, maka anjuran untuk hidup guyub rukun dan gotong royong sangat diutamakan dalam ajaran ini.

“Ajaran Samin itu garis besarnya kita diciptakannya sebgaai manusia itu  sama, sama dalam hak dan kewajiban sebagai mahluk Tuhan, ajaran Samin itu bersifat universal, pasti selaras dengan ajaran kebaikan apapun, seperti halnya  yang diajarkan oleh ajaran agama dan suku manapun, yaitu kebaikan adalah hal yang utama, terang Bambang pada awak media, Kamis 28/07/2022.

Dalam ajaran Samin di Bojonegoro, para pengikutnya diajarkan lima pitutur luhur.

Pertama soal “Laku jujur, sabar, trokal, lan nrimo” Artinya berprilaku baik, memiliki sifat jujur dan sabar.

Kedua, “Ojo dengki srei, dahwen kemiren, pekpinek barange liyan, artinya Tidak boleh memiliki sifat iri dengki, rasa keiinginan memiliki dan mengambil hak orang lain.

Ketiga ” Ojo mbedo mbedakno sapodo padaning urip, kabeh iku sedulure dewe” artinya Jangan membeda bedakan sesama manusia, semua adalah saudara,

Keempat ” Ojo waton omong, omong sing nganggo waton” Artinya Jangan asal bicara, namun bicaralah dengan aturan”

Baca Juga :  Promosikan Budaya dan Kearifan Lokal, Bojonegoro Tampil di TMII

Dan yang kelima adalah ” Biso Roso Rumongso” Artinya Jadilah manusia yang memiliki rasa empati.

Kampung Samin yang berada di Dusun Jepang, Desa Margomulyo saat ini masyarakatnya sudah berbaur dengan yang lain dan bisa menerima perkembangan modern. Namun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Samin masih memegang erat budayanya, terlebih saat ada kegiatan Nyadran atau sedekah bumi, dan waktu ada upacara pernikahan warganya.

” Prosesi Nyadran digelar sekali dalam setahun bisanya jatuh pada hari Senin pon. sehabis panen raya ada acara yang dinamakan “Ngaturi” yang dilaksanakan pada hari Minggu Pahing yang oleh warga samin biasa di sebut dengan istilah “Nggemblang” dari kata Ngempalake Sanak Kadang atau Mengumpulkan semua saudara.

Dalam acara Ngaturi  warga samin mengundang orang dari warga luar dusun Samin untuk datang ke rumah, mereka kita jamu, kita beri makan, lalu pindah ke rumah warga atau tetangga yang lain juga diperlakukan sama. Pendek kata, kita semua bersuka cita dengan makan bersama secara bergantian, Lain lagi saat masyarakat Samin menggelar acara tasyakuran, kami semua warga biasa menggelar acara jadi satu di rumahnya Kepala Dasun. jelas Bambang.

Yang menarik lagi adalah saat warga Samin menggelar prosesi pernikahan, dimana warga diwajibkan menjalani pernikahan adat sebelum proses pencatatan akta nikah. Di mana orang tua Wali nikah tidak boleh mewakilkan pada siapapun, Acara “Nurunke Wali” ini dilaksanakan sebelum Senja Tiba (wanci Surup)

Dalam proses di ini bapaknya si manten membacakan akad pernikahan sesuai adat istilahnya “Nurunke wali” yang kemudian dijawab oleh Temanten Laki – Laki dengan Ucapan/Kata Syahadat Manten.

Dan yang terpenting untuk diketahui adalah dalam pernikahan warga Samin tidak ada paksaan. Artinya tidak harus warga Samin menikah dengan sesama warga samin,” tegasnya.

Baca Juga :  Warga Rantau Sambut Antusias Pagelaran Seni dan Ekraf Bojonegoro di TMII

Ajaran Samin di Bojonegoro telah terdaftar dan diakui oleh pemerintah sebagai Warisan Budaya Tidak Benda (WTTB). Untuk melestarikan tradisi dan pengenalan warisan leluhur kepada khalayak ramai guna edukasi budaya, pemerintah daerah Bojonegoro menggelar festival budaya Samin yang diselenggarakan di kampung Samin.

Bagikan :
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Artikel Lainnya

Pendidikan

Bojonegoro.com – Menyambut hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember, TK dan Kelompok Bermain (KB) Kemala Bhayangkari 64 Bojonegoro menggelar lomba Fashion Show dengan...

Kriminal

Bojonegoro.com  – Terkait peristiwa perampokan oleh dua orang pelaku dengan menggunakan senjata api dan berhasil menggasak satu kilogram emas di salah satu toko emas...

Olahraga

bojonegoro.com – Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Wushu resmi menjadi anggota KONI kabupaten Bojonegoro. Dengan bertambahnya dua cabor tersebut KONI kabupaten Bojonegoro kini memiliki...

Politik dan Pemerintahan

Bojonegoro.com – JAKARTA-, Dalam perjalanannya, di Eropa era 1980 an sejalan dengan piagam Otawa untuk kesehatan yang berkelanjutan, kota sehat bukan hanya tentang pelayanan...

Copyright © 2020 Tim Digital Bojonegoro.com - Redaksi - Kontak

X