BOJONEGORO-Batu akik pernah mengalami masa jayanya pada tahun 2014 hingga 2015, semua orang mencari dan memakai cincin batu akik, batu akik menjadi primadona dan lahan pekerjaan baru, banyak orang memilih beralih profesi menjadi pengrajin atau penjual batu akik dengan segala macam yang berkaitan dengan batu cincin, emban (iket) batu, kalung dan segala macam aksesorisnya.
Saat itu batu akik atau batuan vulkanik yang biasa ditemukan di galian sungai ini menjadi tren baik di kalangan dewasa hingga anak muda, batu akik benar-benar booming saat itu.
Akhir 2015 penggila baru akik mulai menurun, penjual batu akik dan pengrajin banyak yang kembali ke profesi semula atau berganti profesi dikarenakan menurun dratis permintaan dan penjualan batu.
Tapi kondisi itu tidak berlaku dengan Teguh alias Gus Jack D, warga Kelurahan Banjarejo kecamatan kota Bojonegoro ini, meski kondisi trend batu akik melorot anjlok, bapak 2 anak ini tetap setia menelateni pekerjaannya sebagai pengrajin batu akik. Tak kurang sudah 7 tahun lebih Teguh menjadi profesi sebagai pengrajin batu.
Ditemui di bengkel kerjanya di kedai punakawan, jalan Serma Maun Banjarejo, Teguh nampak sedang mengerjakan batu pesanan pelanggan.
Monggo mas, ini lagi ngelus (membentuk) batu, sambutnya pada awak media, ditanya sehari ada berapa pemesanan batu akik, Teguh menjawab “ya Lumayan mas, meski tidak seramai tahun 2014 saat batu akik booming, tapi ya masih ada saja yang memesan, lanjut Teguh, tahun 2020 kemarin trend penghobi batu mulai mengalami kenaikan kembali, itu terlihat dari naiknya juga jumlah pemesanan orang membuat batu kesini, jelas Teguh.
Kalau dulu, tahun 2014 saya bisa menerima dan mampu membuat 10 hingga 20 pesanan batu akik, saat ini hanya 3-5 batu akik yang saya kerjakan, tapi itu juga sudah mending, dari pada tahun tahun kemarin selepas booming akik, saat ini tiap hari ada saja yang datang untuk memesan atau memoles batu, Alhamdulillah bisa sedikit membantu dapur mengepul, terang Teguh.

Penggila batu yang masih setia dengan hobinya.
Batu akik dari dulu memang mempunyai penggemar tersendiri, mereka itu yang memang penghobi batu sejati tidak tergoyahkan dengan trend, booming ataupun pasaran batu sepi. Seperti halnya Herri Purnomo alias Pak Phe, tetap menjadi pencinta batu dan penggeluti batu sebagai mata pencaharian dengan membuka etalase batu akik di kedai Punakawan miliknya.

agusti
13 Maret 2021 at 9:12 pm
Mantap luur..akik never die 👍🏼