BOJONEGORO– Musibah Terjatuhnya Pesawat Sriwijaya Air yang berangkat dari Bandara Soekarno -Hatta menuju pontionak yang dikabarkan terjatuh pada tanggal 9 Januari kemarin membuat banyak pihak berduka atas kehilangan saudara, anak, istri teman, Sabahat dan handai taulan.
Salah satu penumpang Sriwijaya Air yang menjadi korban adalah Mulyadi P Tamsir (39 th) Ketua umum PB HMI periide 2016-2018 dan istrinya. Bagi Kader HMI Mulyadi adalah sosok panutan dan inspiratif. Semua kader HMI seluruh Indonesia terguncang atas berita jatuhnya pesawat yang ditumpangi Mulyadi, tidak terkecuali Kader HMI Cabang Bojonegoro.
Sulistyowati, SPd, Ketua Korp HMI wati (Kohati) periode 2004-2005 salah satu kader HMI Bojonegoro yang merasa prihatin dan sangat kehilangan sosok Mulyadi, ditemui di kantor Sosial Bojonegoro jalan Panglima Sudirman, Senin, 11/01/21 aktifis perempuan yang kini menjadi Koordinator Kabupaten PKH menyampaikan rasa duka mendalamnya, saya mengenal Mulyadi tidak hanya faktor Keorganisasian, tapi saya mengenal beliau secara pribadi, terang Sulis. Mul, begitu saya memanggilnya, adalah sosok yang baik dan kuat dalam pendirian, mempunyai visi dan profesional dalam pekerjaan, meski beliau Lebih muda, yunior saya, namun saya sangat menghormatinya, Seluruh kader HMI Bojonegoro, hanya bisa bedoa, berharap ada keajaiban, mas Mulyadi dan istrinya bisa diketemukan dalam keadaan selamat, harap Sulis.

Mulyadi dalam kenangan saat jadi ketua umum PB HMI.
Lebih lanjut Sulis berharap untuk kader HMI Bojonegoro mengadakan doa bersama secara khusus, meski secara nasional HMI telah mengadakan doa bersama secara Virtual.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan belasungkawa sedalam dalamnya kepada seluruh keluarga korban penumpang Pesawat Sriwijaya Air yang jatuh diperairan kepeluan seribu kemarin, semoga semua korban meninggal segera ditemukan dan dapat segera diidentifikasi, dan semoga kecelakaan pesawat ini menjadi yang terakhir di Indonesia, tutup Sulis.
