BOJONEGORO-Desa Sukorejo Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro terdapat sentra pembuatan sangkar burung, meski pandemi para pengrajin tetap memproduksi sangkar, masa pandemi covid-19 tak lantas menjadikan produksi sangkar burung gulung tikar, para pengrajin masih mampu bertahan meski sempat tertatih tatih di awal pandemi, namun diawal tahun 2021 ini permintaan sangkar burung mulai kembali normal dan merangkak naik prosentase pemesanan.
Sangkar Jagad adalah identitas sekaligus nama komunitas Pengrajin sangkar di desa Sukorejo, yang sudah berdiri sejak tahun 2017. Komunitas Pengrajin sangkar jagad beranggotakan para pemuda dari desa Sukorejo, Kecamatan Malo.
Proses pengerjaan sangkar burung mulai dari awal hingga akhir pembuatan (Finishing) semua dikerjakan oleh pengrajin lokal Sukorejo, dengan memanfaatkan kondisi alam, para pengrajin menggunanan bahan baku yang banyak tersedia di desa, itulah mengapa sangkar dari Sukorejo, Malo ini harganya mampu bersaing dan banyak diminati para pecinta burung. Disamping relatif murah sangkar dari Sukorejo ini memiliki ke-khasan tersendiri dibanding dengan sangkar-sangkar lain daerah, yaitu perpaduan warna yang terang mencolok dan kuat dalam bahan rangkanya.
Guna lebih mengenalkan kerajinan sangkar, para pengrajin Sangkar Jagad rajin mengikuti pameran di dalam maupun luar kota Bojonegoro.
Setiap bulannya Sangkar Jagad mampu memproduksi 200 sampai 300 unit sangkar, dan dipasarkan di wilayah Bojonegoro hingga mampu mencapai pangsa pasar luar kota seperti Jombang, Mojokerto dan Kediri.
Sabri (40 th) salah satu pengrajin yang menginisiasi berdirinya komunitas sangkar jagad menyampaikan usaha yang di tekuni selama empat tahun terakhir sempat mengalami kendala dalam pemasaran terutama di awal awal masa pandemi banyak mengalami penurunan omset atau pemesanan, terlebih lagi selama pandemi ada kebijakan pembatas sosial berskala besar (PSBB), hal ini tentu berdampak dengan hasil penjualan sangkar burung.
Namun hal tersebut tidak membuat dirinya dan teman temannya putus asa, justru di masa pandemi ini dijadikan momentum untuk lebih kreatif dalam desain dan metode pemasaran.
” Persaingan sangkar burung sangat ketat, kita dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam desain dan memasarkan produk” jelas Sobri.
Setiap bulannya para pengrajin sangkar jagad mampu memasarkan 200 hingga 300 unit sangkar burung, dengan harga jual mulai dari 75-100 ribu rupiah. (Las/red)
