Bojonegoro.com – Pemerintah Desa Purwosari bersama pegiat dan pecinta sastra Jawa menggelar acara “Pisungsung Agung Kagem Swargi Djajus Pete” atau penghormatan untuk almarhum Djajus Pete seorang penulis, sastrawan dan pemerhati budaya Jawa asal Dusun Korgan, Desa Purwosari, kecamatan Purwosari kabupaten Bojonegoro.
Acara penghormatan untuk Djajus Pete dilaksanakan di Petilasan Mbah Gerit di Dusun Korgan dengan dihadiri oleh Kepala desa Purwosari, perangkat desa, pengurus karang taruna,pegiat dan Pecinta sastra Jawa Bojonegoro, Senin Malam, 15/8/2022.
Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia raya, pembacaan doa untuk almarhum Djajus Pete, berbagi cerita mengenang masa hidup mendiang dan membacakan karya karyanya.
Kepala desa Purwosari Umi Zumrotin, SH, dalam sambutannya menyampaikan Penghargaan setinggi tingginya kepada Djajus Pete, beliau merupakan seniman dan penulis asal Purwosari yang sudah diakui dunia, bagi warga Purwosari Djajus Pete merupakan berlian yang kilauan karyanya menjadi perhatian penulis, seniman dan budayawan Indonesia, karya karya beliau selama ini banyak menginspirasi sastrawan muda Indonesia untuk itu tidaklah berlebihan jika kami malam ini menghaturkan penghargaan dan penghormatan kepada beliau karena atas jasa dan karyanya dapat mengangkat nama kabupaten Bojonegoro dan Desa Purwosari khususnya, beliau terlahir di Dusun Korgan jadi kami merasa perlu menghadirkan beliau melalui karya karyanya, semoga apa yang kita lakukan malam ini mampu menggugah rasa untuk lebih mengenal dan mencintai Djajus Pete baik pribadi maupun karya karyanya.
“Untuk itu saya secara pribadi memberikan Penghargaan setinggi tingginya kepada Djajus Pete, kami bangga memliki dan pernah menjadi bagian dari beliau, saya berharap ada penerus perjuangannya,” ungkap Umi.
Senada, Kang Zen Samin selaku penggagas acara menjelaskan bahwa kegiatan malam ini adalah bentuk penghormatan dan cinta kami kepada begawan Djajus Pete tokoh sastrawan Jawa yang karyanya banyak mendapat pengakuan penulis Indonesia dan penulis dunia, menurut penuturan Kang Zen, semasa hidupnya Djajus Pete telah menulis 500 lebih karya sastra Jawa berupa gurit maupun cerita dimana karya tulisannya telah banyak dimuat di majalah maupun koran Nasional, 30 karyanya telah dibuat buku, namun masih banyak yang belum sempat dibuat buku atau diterbitkan, saya berharap pemerintah desa Purwosari atau pemerintah kabupaten Bojonegoro dapat memfasilitasi mengangkat karya beliau melalui penerbitan buku.
Sementara itu Kusnadi perwakilan dari keluarga besar menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang berperan dalam acara penghormatan bagi Djajus Pete, saya mewakili anak, menantu, cucu dan semua keluarga besar Djajus Pete hanya mampu mengucapkan banyak terimakasih, dan memohon maaf jika dalam hidupnya beliau memiliki kesalahan, ucapnya.

Pembacaan Gurit dan cerita cekak karya Djajus Pete
Acara pisungsung agung untuk mengenang Djajus Pete diisi dengan membacakan Gurit (Puisi) dan cerita cekak (cerkak) karyanya, diselingi dengan menceritakan kenangan bersama Djajus Pete selama hidupnya, berkesempatan membacakan pertama adalah kang Zen Samin dengan membawakan Karya “Gara-gara kagiri Giri” selanjutnya Gurit “Tobo” dibawakan oleh Didik Eros penyair Jawa dari Jombang dan karya ke 3 yang berjudul “Ing Sisihe Bumi Kang Mubeng” oleh Agus sigro Budiono.
Kegiatan yang berlangsung di plataran petilasan Mbah Gerit ditutup dengan memutar lagu yang liriknya dicipta oleh Begawan Djajus Pete dan arasemen digarap oleh Wargianto, seorang pensiunan Penilik sekolah SD/SMP di Kasiman. Keseluruhan Acara berlangsung dengan khidmat dan lancar dari awal hingga akhir.
