Bojonegoro.com Guna mempersiapkan siswa didik berkemampuan wirausaha dan mandiri, SMK Negeri 1 Trucuk, membuat Program Rumah Batik, dimana siswa diajarkan ketrampilan membatik.
Pembelajaran membuat batik ini masuk dalam mata Pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan (PK dan K) dengan 7-8 jam pembelajaran setiap minggunya untuk kelas 11 dan 12. Siswa dilatih membatik dengan baik, mulai dari proses pembuatan desain, Pencantingan, Pewarnaan hingga Penglorotan atau perebusan.
Dyas Kirana, S. Pd salah satu guru mapel PK& K SMKN Trucuk menyampaikan, dengan diberikan Ilmu membatik diharapkan siswa memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi dan saat mereka lulus kelak telah dibekali kompetensi untuk terjun dalam dunia usaha yang sebenarnya.
Lebih lanjut Dyas menambahkan untuk memiliki daya tarik dan menjadi pembeda kita akan membuat desain batik khusus yang idenya kami gali dari konten lokal daerah Trucuk maka terpilihlah jembatan Sosrodilogo dan jambu kristal sebagai motif batik khas SMK Negeri Trucuk. Harapannya semoga kedepan mampu menambah khasanah batik Bojonegoro, jelas Dyas yang juga seorang penari ini.
Selanjutnya awak media bojonegoro.com diajak masuk di rumah batik yang sekaligus sebagai LAB batik dan ditunjukan alat membatik.
“Ini adalah alat Membuat Batik kami,
Bahan utama adalah Kain mori, bisa terbuat dari sutra atau katun, sedangkan alat membatik namanya Canting dan Cap, fungsinya sebagai alat pembentuk motif, ada gawangan umumnya terbuat dari kayu berfungsi untuk menyampirkan kain, bahan pendukung lainnya adalah larutan pewarna, ada lilin atau malam yang dicairkan, serta alat panci, loyang, dan kompor kecil, jelas Dyas.
Sementara itu ditemui diruang kerjanya, Singgih Mujiarto M.Pd Waka Kurikulum, dan Mustapit M.Pd Waka Kesiswaan memberikan penjelasan, SMK Negeri Trucuk memiliki 3 jurusan yaitu
1.Teknik Kendaraan Ringan
2. Perhotelan dan
3. Desain Permodelan dan Desain Bangunan ( DPIB), Untuk lebih melengkapi kemampuan anak didik, kami membuat program ketrampilan berkebun dan membatik yang masuk dalam mata pelajaran PK dan K.

Hasil membatik dan berkebun siswa SMKN Trucuk.
Sebelum kami membuka rumah Batik, beberapa guru kita kursuskan membatik terlebih dahulu, setelah dirasa mampu baru kami membuka dan mengisi mata pelajaran PK dan K dengan pelajaran membatik, adapun target sekolah memberikan ketrampilan membatik agar siswa mampu berwirausaha setelah menyelesaikan studinya, minimal para siswa memiliki ketrampilan lain selain program jurusan yang dipilihnya. Harapan kedepannya terbangun semangat bisnis siswa, ungkap Singgih.
Lanjut Mustapit, Rumah Batik ini adalah terobosan kali ke 2, sebelumnya kami juga membuat progam berkebun dengan menanam Lombok dan sledri, untuk ketrampilan berkebun ini telah berjalan satu tahun dan saat ini sudah bisa kita nikmati hasilnya.
Masih menurut Singgih, target tahun depan untuk pengadaan kain batik seragam para pengajar, kami ambil dari hasil karya siswa SMK N Trucuk sendiri, maka untuk mengejar target itu kami pacu dengan memaksimalkan jam pelajaran dan praktek yaitu 7 dan 8 jam, pungkasnya.
