Bojonegoro.com – Desa Tapelan kecamatan Kapas kabupaten Bojonegoro menyelenggarakan sedekah bumi atau nyadran di Sendang Buyut Cinde, sebuah tempat yang dikeramatkan oleh warga desa Tapelan, Jumat, 01/07/2022.
Sedekah bumi atau orang Jawa juga menyebutnya dengan manganan adalah tradisi atau ritual adat yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan dimana kegiatan itu melambangkan rasa syukur manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil yang dikeluarkannya. Nenek moyang kita, khususnya di Jawa sudah melakukan ritual ini ribuan tahun yang lalu.
Prosesi sedekah bumi diawali menganan (kenduri) di Sendang Cinde oleh warga desa Tapelan pada Jumat pagi dengan dipimpin oleh tetua Desa, setelah melakukan serangkaian doa warga pulang membawa pulang makanan yang tersedia, sego berkat, umumnya orang Jawa menyebutnya.
Sesuai tradisi yang telah turun menurun, setelah acara manganan, sore harinya dilanjutkan dengan menggelar Beksan (Tari) Langen Tayub di halaman rumah Kepala Desa, warga kembali berkumpul dan bersuka cita atas pencapaiannya setahun sebelumnya.
Irianto Kepala Desa Tapelan Menjelaskan Bahwa Sedekah bumi atau manganan di desa Tapelan ini sudah menjadi tradisi, dan yang kami lakukan ini bagian dari ketaatan kami menjaga warisan leluhur.
“Kami melakukan manganan ini sudah turun menurun, dan pelaksananya dilakukan di setiap bulan apit pada penanggalan Jawa atau jatuh pada bulan Dzulhijjah, Jelasnya.

Warga Tapelan Beksan Langen tayub dan kades Irianto bersama penari
Tradisi sedekah bumi adalah bentuk syukur atas pemberian yang Kuasa dan berharap limpahan rejeki akan kembali diterima warga ditahan berikutnya.
Eka, salah satu warga menyampaikan rasa senangnya tradisi nyadran bisa dilaksanakan lagi setelah 3 tahun tidak ada karena pandemi, warga Tapelan sangat antusias dan larut dalam prosesi mangan serta bergembira bersama dengan berkumpul, melihat, dan menari di pagelaran tari tayub, ungkapnya.
