BOJONEGORO– Kalangan pengusaha tahu di Kelurahan Ledok Kulon, Bojonegoro mengeluhkan kenaikan harga kedelai impor dari Rp 6.300 menjadi Rp 9.100 per kilogram yang berdampak menurunnya produksi dan keuntungan berbuntut dengan melakukan aksi damai ke kelurahan Ledok kulon guna menyampaikan aspirasinya.
Pengusaha tahu Ledok keluhkan harga kedelai yang tinggi melakukan aksi damai menuntut perhatian dari pemerintah, aksi damai puluhan pengusaha tahu kelurahan Ledok Kulon, kecamatan Bojonegoro terkait tingginya harga Kedelai import mendatangi kelurahan Ledok kulon, guna mediasi dengan perwakilan pihak pemerintah daerah Bojonegoro, Senin 28/12/20.
Aksi damai pengusaha Tahu yang terbagi menjadi 3 kelompok paguyupan pengusaha Tahu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah kabupaten Bojonegoro, sehingga pemkab melalui pemerintah kecamatan merasa perlu memfasilitasi aspirasi para pengusaha tahu dengan mengundang Dinas Perdagangan dan para pihak terkait untuk mendengar aspirasi dan mencari solusi.
Hadir dalam mediasi Camat Kota Bojonegoro, Muhlisin Andi Irawan SSTP MM, Sekretaris Dinas Perdagangan Bojonegoro Moch Akhmadi AP, Kepala Kelurahan Ledok Kulon, Siti Zumrotin,SH, Babinsa koramil dan babinkamtibmas Polres Bojonegoro.
Ketua paguyuban Tahu Ledok Kulon, Pranyoto mewakili rekan rekannya dalam mediasi menyampaikan keluhan akan tingginya harga kedelai dipasaran, sehingga produksi kami mengalami penurunan dan otomatis berpengaruh terhadap keuntungan, jadi mohon dicarikan solusinya, agar harga kedelai menjadi normal kembali, pinta Pranyoto.
Lebih lanjut pengusaha ini menyampaikan kami para pengusaha mengalah tidak menaikkan harga tahu karena takut kehilangan pelanggan, yang kami bisa lakukan adalah mengurangi ukuran tahu, tapi sampai kapan, tanya Pranyoto saat mediasi.

Perwakilan pengusaha tahu saat melakukan wawancara dengan media dan perlihatkan surat tuntutan yang ditujukan untuk Bupati Bojonegoro.
Sekretaris Dinas Perdagangan Moch Akhamdi AP saat menerima keluhan pengusaha tahu menjelaskan, Satgas pangan bersama polres Bojonegoro telah melakukan monitoring kedelai ke pasar dan 2 distributor kedelai yang ada di Bojonegoro, menurut Sekdin perdagangan masih ada sekira 15 ton kedelai, dengan harga 8800 jadi untuk sementara ketersediaan kedelai di Bojonegoro hingga awal tahun masih relatif aman, namun perihal harga Kedelai impor, pemkab Bojonegoro tidak kuasa menentukan harga apalagi melakukan intervensi penurunan harga, Kita akan tampung aspirasi pengusaha tahu, dan akan kita sampaikan ke dinas perdagangan provinsi Jawa Timur, agar laporan dari Bojonegoro segera bisa ditindak lanjuti, terang Akhmadi.
Sementara Camat Bojonegoro, M Muchlisin menyampaikan sangat mengerti kondisi pengusaha tahu, dan mengapresiasi jalan yang ditempuh dengan mediasi, “terima kasih atas inisiatifnya melakukan mediasi, ini masa pandemi mari kita jaga bersama keamanan dan stabilitas kota kita dengan tidak melakukan aksi dijalan, dan untuk aspirasi dari paguyuban pengusaha tahu akan kita sampaikan ke pimpinan, agar diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi, jelas Muclisin.
Sedangkan Kepala kelurahan Ledok kulon Siti Zumrotin Najiyati SH mengatakan “kita sebagai pelayan masyarakat wajib memberikan pelayanan yang terbaik di pada warga, dan dan hal ini Kelurahan Ledok Kulon sebagai tuan rumah, karena mayoritas pengusaha tahu ada di wilayah kami, kami mencoba memfasilitasi dengan menyediakan tempat bagi warga paguyupan pengusaha tahu, kami dengar dan menampung apa yang menjadi aspirasi mereka” tandas Siti Zumrotin.
Mediasi berjalan dengan lancar tanpa terkendala, pengusaha tahu diwakili oleh Pranyoto menulis pernyataan dan tuntutan aspirasinya secara tertulis dan bermaterai diserahkan pihak kecamatan Bojonegoro guna langkah selanjutnya.
