Bojonegoro.com – Mengusung tema tradisi Sembahyang Rebutan Klenteng Hok Swie Bio Bojonegoro, Kelurahan Karangpacar kec/kab Bojonegoro dinobatkan menjadi Penyaji terbaik kategori umum dalam gelaran Pawai Budaya Bojonegoro 2022 pada Minggu, 28/08/22 kemarin.
Kepala Kelurahan Karangpacar Erwina Sri PH, S,Sos menjelaskan keikutsertaan kami adalah sebagai wujud kebersamaan dan keinginan yang besar untuk ikut mensukseskan pawai budaya yang diselenggarakan oleh Pemkab Bojonegoro, untuk itu warga Karangpacar memilih Sembahyang Rebutan sebagai performance pendukung. Selasa, 30/8/2022.
Pemilihan tema Sembahyang Rebutan bukannya tanpa alasan, mengingat Sembahyang rebutan sudah menjadi tradisi warga Karangpacar dari tahun ke tahun dari jaman dulu.
Menurut Erwina, tradisi Sembahyang rebutan merupakan satu satunya tradisi budaya milik kelurahan Karangpacar, dimana tradisi ini menjadi obyek wisata budaya sehingga bisa menambah referensi kekayaan budaya tradisi kabupaten Bojonegoro.
“Sembahyang rebutan sendiri adalah sebagai wujud syukur atas limpahan rejeki dari Tuhan YME, orang Jawa menyebutnya sebagai Sedekah Bumi atau Nyandran” jelas Erwina.
Saat mengikuti Pawai Budaya, Peserta melakukan perfomance didepan Ibu Bupati Anna Muawanah dan tamu undangan, dimana peserta menampilkan prosesi ritual dalam tradisi Sembahyang rebutan. Diawali dengan beberapa orang melakukan sembahyang dengan menyalakan dupa atau yuswa. Disertakan pula Gunungan untuk sembahyang rebutan (Jian ) Burung Garuda lambang Negara dan Replika Klenteng, semua ornamen menjadi satu kesatuan yang apik menggambarkan keberagaman dan persatuan.
Ritual ini juga sekaligus bertujuan untuk memberi makan arwah yang kelaparan atau gentayangan karena tidak pernah mendapat kiriman doa dari keluarganya, selanjutnya arwah arwah tersebut dimasukan kedalam wadah besar yang digambarkan oleh Patung hitam yang bernama Daishu dimana semua arwah kelaparan dikumpulkan dengan memasukan ke dalam patung dan kemudian dibakar dengan harapan Arwah yang baik menjadi lebih tenang dan arwah yang nakal menjadi baik setelah menerima pisungsung atau persembahan berupa dupa wangi.
Pemilihan tema Kampung Pancasila berdasarkan kehidupan nyata warga yang ada di kelurahan Karangpacar, Karangpacar adalah miniatur Indonesia dimana warganya sangat majemuk, dimana semua unsur agama, keyakinan, suku dan Ras hidup berdampingan dengan guyup dan rukun.
“Semua suku, ras agama dan kepercayaan ada di Karangpacar, warganya sangat beragam dan majemuk,” tandas Erwina.

Kepala kelurahan Karangpacar saat menerima simbolis hadiah dan peserta pawai berpose sebelum pawai budaya Bojonegoro
Kepala Kelurahan Wanita ini menjelaskan bahwa dalam kegiatan ini melibatkan 99 warga dari perwakilan masing masing RT untuk ikut berpartisipasi. Dimana peserta pawai budaya benar benar menggambarkan keberagaman, saudara Kristen dari GKJ memakai atribut Kristennya, begitu juga dengan yang Islam atau kepercayaan yang lain, kami berjalan beriringan bersama menggambarkan kemajemukan.
Selain untuk menumbuhkan rasa kebersamaan guyup dan rukun warga dengan mengikuti pawai budaya juga sebagai media promosi memperkenalkan produk lokal Kelurahan Karangpacar kepada khalayak umum, dimana produk produk tersebut dikemas dalam bentuk Godeibag.
” Membutuhkan waktu 23 hari untuk melakukan latihan dan segala macam persiapan, rasa lelah, capek terbayar dengan terpilihnya Kelurahan Karangpacar menjadi Penyaji terbaik dalam pawai pesona budaya Bojonegoro 2022 kemarin, “pungkas Erwina.
