BOJONEGORO- Pemerintah kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, menggelar ruwatan masal yang di laksanakan di Wana Wisata Khayangan Api Ngasem, Bojonegoro. (Kamis,20/08/20)
Tradisi Ruwatan adalah salah satu bentuk upacara atau ritual penyucian yang hingga saat ini tetap dilestarikan oleh masyarakat Jawa. Budaya Ruwatan ini diberlakukan bagi orang yang Nandang Sukerta.
Ruwatan atau dikenal masyarakat sebagai Murwokolo, Ruwatan berasal dari kata ruwat artinya bebas atau lepas. Murwokolo dari kata murwo artinya asal-mula atau penyebab, dan kolo artinya hal yang tidak baik, rasa sial,atau takut bencana.
Tujuan ruwatan sendiri adalah membebaskan sial atau bencana pada anak manusia dengan prosesi yang dilakukan oleh Dalang yang dipercaya mempunyai kemampuan membuang sukerta (sial) dengan doanya.
Hadir Wakil Bupati Bojonegoro Drs,Budi Irawanto, MPd berkenan memberi sambutan dan membuka acara ruwatan masal secara resmi.
Dalam sambutannya Wakil Bupati memberi apresiasi baik atas terselenggaranya ruwatan karena ini adalah kearifan lokal yang wajib dilestarikan dan berharap tetap menjadi agenda kalender event Bojonegoro kedepannya.
Pagelaran wayang Murwakala ditandai dengan penyerahan gunungan wayang oleh Wakil Bupati Bojonegoro pada Ki dalang.
Nampak hadir pula asisten satu Djoko Lukito, S,Sos MM, OPD terkait Forpimcam Ngasem, Kapolsek Ngasem, danramil Ngasem dan seniman Bojonegoro.
43 Peserta ruwatan adalah adalah warga Bojonegoro dan beberapa peserta warga Bojonegoro perantauan yang datang dari luar kota khusus untuk mengikuti ruwatan masal.
Semua peserta yang mengikuti ruwatan masal melalui kepatuhan protokol covid-19 dengan ketat.

Ki Saemo Gondo Carito memulai pagelaran wayang kulit Lakon murwakala.
Dipandu pembawa acara (MC), pagi menjelang siang, 43 orang berjalan berarakan dari plataran Khayangan Api menuju pendapa Khayangan, Anak-anak hingga lanjut usia mengenakan busana serba putih berbalut kain mori polos melakukan sungkeman pada orangtuanya sebagai tanda bakti dan mohon maaf semua salah.
Yang menjadi peserta adalah anak yang dianggap menandang sukerta antara lain : ~Ontang-anting, anak tunggal laki-laki.
~Unting-unting, anak tunggal perempuan>
~Kedana-kedini, dua bersaudara, laki-laki
dan perempuan, ~Uger-uger Lawang, dua bersaudara,laki-
laki semua.
~Kembang Sepasang dua bersaudara
perempuan.
~Sendang Kapit Pancuran, tiga
bersaudara perempuan berada ditengah bersaudara, laki-laki semua. ~Pandawa Lima bersaudara, laki-laki
semua dan masih banyak lagi.
Kepala dinas Plt Budiyanto S,Pd. menyampaikan ruwatan masal di khayangan api adalah kalender pariwisata yang rutin kita adakan di setiap tahunnya tujuannya untuk melestarikan tradisi dan budaya masyarakat Bojonegoro serta dalam rangka uji coba tatanan adaptasi kebiasaan baru covid-19
Ruwatan masal diselenggarakan untuk memfasilitasi warga Bojonegoro yang masih mempercayai tradisi ruwatan namun tidak mempunyai cukup biaya untuk menyelenggarakan ruwatan, mengingat biaya untuk ruwatan terbilang tinggi, jadi pemerintah Kabupaten Bojonegoro perlu hadir guna memfasilitasinya.

Peserta ruwatan lakukan prosesi sungkeman
Acara ruwatan berjalan dengan lancar dengan memberlakukan kepatuhan protokol covid-19, dengan menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, dan memakai masker.
Hingga Berita ini dimuat, Acara prosesi ruwatan masih berjalan dengan pagelaran wayang kulit Lakon Murwakala oleh dalang Ki Saemo Gondo Carito dari Ngasem Bojonegoro.
